Langsung ke konten utama

Pengetahuan Usaha Tani

Sebagai sumber kehidupan manusia merupakan lapangan kerja dari ilmu pengetahuan. sudah selayaknya kalau kita lebih dahulu ingin mengetahui apa yang dimaksud pertanian tersebut. Pertanian dalam arti ilmiah meliputi bidang- bidang seperti bercocok tanam (pertanian dalam arti sempit) , perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan , pengolahan hasil bumi, dan pula pemasaran hasil bumi. Berdasarkan atas pengertian tersebut, maka dalam ilmu pertaian dibedakan menjadi dua yaitu;
  • pertanian dalam arti sempit atau pertanian dalam arti sehari - hari yaitu bercocok tanam.
  • pertanian dalam arti yang luas atau pertanian dalam arti ilmiah. 
Via Surabaya.tribunnews.com
Pertanian dalam arti luas terdiri atas rantai yang panjang dan lagi pula bercabang- cabang, dan mata rantai yang tersusun memiliki ikatan yang organik sifatnya. Pengetahuan atas aspek aspek dari rangkaian rantai tersebut, aspek teknis biologisnya maupun non teknis- biologisnya. Dalam memahami masalah masalah yang ada pada usaha tani , maka perlu memiliki pengetahuan melalui petani, keluarganya maupun masyarakat tersebut. 

Pertanian sebagai smber kehidupan manusia jelas dapat dipelajari melalui berbagai sudut seperti pertanian yang akan dipelajari dari sudut teknis, teknologis, biologis, sosiologis, paedagogis, ekonomis, yuridis, politis dan sebagainya. Pembahasan dari berbagai sudut itu tidak selalu searah dan seirama; adakalanya berlawanan satu sama lain. 

Contoh :
Politik harga hasil bumi ( beras) yang tinggi lebih banyak mendatangkan keuntungan kepada produsen daripada kepada konsumen. Produksi kotor ( bruto ) yang tinggi lebih banyak menguntungkan masyarakat daripada kepada produsen; produsen lebih tertolong dengan hasil bersih (netto) yang tinggi.

Pengetahuan yang mempelajari Usaha tani yakni mempelajari aspek- aspek sosial- ekonomi dari usaha pertanian dengan kacamata seorang petani atau suatu badan (organisasi) yang mengelola. Ilmu pengelolaan usahatani yang kita pelajari ini khusus ditujukan kepada ciri-ciri dan masalah - masalah dari usaha tani di Indonesia. Sebabnya antara lain karena;
  1. Buku- buku pelajaran tentang pengelolaan usaha tani itu umumnya hanya menengahkan ciri dan masalah- masalah beserta pemecahan dari usahatani dari negara- negara maju.
  2. Belum cukup banyak buku pelajaran tentang pengelolaan usahatani Indonesia.
  3. Buku- buku pelajaran tentang pengelolaan usahatani dari negara- negara yang berkembang dan digunakan sebagai pemecahan atau petunjuk lain.
  4. Badan Internasional seperti FAO, yang mempunyai tugas sebagai penyusun buku pelajaran.

Menurut Kaslan (1983), Sebelum tahun 1911, yakni tahun didirikannya Bagian Pertanian di Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan sudah ada tulisan ilmiah tentang pertanian yang khusus dilihat dari sudut ekonomi. sekian banyak tulisan yang paling menonjol dan disinggung dalam tulisan- tulisan tentang aspek sosial-ekonomis dari pertanian ialah dari SOLLEWYN GELPKE. Pengetahuan tentang usahatani para tani Indonesia sesungguhnya baru dimulai sesudah tahun 1911, yakni tahun didirikannya Afdeeling Landbouw di Departemen Landbouw, itu tidakb isa terlepas dari perkembangan ilmu pertanian , khususnya ilmu ekonomi pertanian dari negara penjajah, yakni: negeri Belanda. Perkembangan ilmu pertanian di negeri Belanda itu pun tidak bisa terlepas dari perkembangan dari ilmu pertanian di Kawasan Eropa. 

Sesudah tahun 1911, dibawah desakan VAN DER STOK, kepala bagian pertanian dari Departemen Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan ini kemudian menjadi guru besar di Wageningen. Mulailah diadakan penelitian- penelitian dalam bidang sosial-ekonomis dari usaha tani dan berkembanglah ilmu ekonomi pertanian. Guru- guru besar pertama bangsa Indonesia telah mengembangkan pengetahuan ekonomi pertanian , diantaranya : BOEKF J. H. , KOENS A. J. , SCHELTEMA, SMITS, , DE VRIES, E, TERGAST, VINK G. J., ISO REKSODI PRODJO ,dan  TEKO SOEMODIWIRJO. 

Perkembangan ilmu ekonomi pertanian dan ilmu pengeloaan usahatani selama pemerintahan Hindia- Belanda dapat dikatakan sangat lambang, karena tidak ada dukungan dari Lembaga Pendidikan Tinggi dalam bidang pertanian. Sesudah tahun 1950, yakni setelah Indonesia memiliki perguruan- perguruan tinggi pertanian, barulah ekonomi , pertanian dan usahatani dapat dikembangkan dengan layak. 

Ilmu pengelolaan usaha tani memiliki sifat ilmiah murni, karena ia memiliki tugas seperti mengumpulkan, menganalisa dan memberikan penjelasan tentang data- data dan fakta- fakta yang terdapat pada usaha tani. dengan kata lain mempunyai tugas kewajiban mempelajari sebab-musabab (hubungan causal) dari segala sesuatu yang terjadi dalam usahatani. Ilmu (pengelolaan) usahatani ini memiliki sifat praktis karena akhirnya penemuan penemuan ilmiah itu harus diterapkan dalam usahtani. Selain daripada itu ilmu yang kita pelajari harus apat pula memecahkan masalah- masalah sosial - ekonomis yang terdapat dalam usahatani. 

Atas dasar tugas atau fungsi dari ilmu pengelolaan usaha tani antara lain;
  • Ilmu pengelolaan usahatani mempelajari aspek aspek sosial ekonomis dari usaha tani dari sudut pribadi dapat merupakan landasan kuat bagi penyusunan ilmu ekonomi pertanian yang umum sifatnya. 
  • Ilmu pengelolaan usahatani merupakan salah satu landasan yang kuat dan riil bagi penentuan kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang pertanian diantaranya menentukan harga hasil bumi (padi) , sewa tanah, perpajakan, perencanaan perairan, transmigrasi pengerahan tenaga kerja untuk kepentingan umum dan sebagainya.
  • Petunjuk atau arahan bagi mereka yang merasa berkewajiban dalam perkembangan usahatani dan petunjuk bagi petani sendiri yang lazimnya kurang paham perihal pengelolaan usahatani secara cepat.

Via Tirto.id